Breaking News

Kesaksian spiritual Dalam Acara pembacaan do.a 20 jam Non Stop Untuk 79 Toko Yang Tercatat Dalam sejarah


 Jacob Ereste :

*Kesaksian Spiritual Dalam Acara Pembacaan do'a 20 Jam Non Stop Untuk 79 Tokoh Yang Tercatat Dalam Sejarah*



Pembacaan do'a 20 jam non stop untuk 79 tokoh yang masih hidup dan yang tekah almarhum dan almarhumah oleh tokoh spiritual Indonesia, Sri Eko Sriyanto Galgendu telah berlangsung sukses pada 2-3 Agustus 2025 di GedungvAntara Heritage Center, Jakarta.


Dalam pemanggungan pertunjukan ia telah memecahkan rekor ternama dengan penampilan yang melintasi lima waktu sholat -- zuhur, agar, magrib dan isya hingga memasuki sholat subuh -- yang mengekspresikan ketangguhan sang pelaku serta hadirin yang tekun mengikuti tujuh sessi persembahan pembacaan do'a dan syair dari ayat-ayat bhuana dalam bahasa bumi.


Acara serupa ini belum pernah dilakukan oleh siapapun, sehingga layak tercatat dalam gueness record dunia, karena tak hanya berdurasi 20 jam, atau jumlah 79 tokoh yang mendapatkan penghormatan itu, tetapi juga ketahanan fisik pelaku dan hadirin yang hadir menjadi teruji pula ketangguhan dan kederousannya. Sebab para tokoh yang hadir, tak hanya dari Jakarta dan sekitarnya saja, tapi ada dari Bali, Jawa Timur dan Jawa Tengah serta Jawa Barat yang memang terbilang dekat sebagai sahabat dan kerabat Sang Pemimpin Spuritual yang melakukan hajatan tunggakan, sebagai ekspresi terima kasih dan penghormatannya atas segenap jasa dan peran selama dia melakukan laku spiritual sejak 30 tahun silam sampai hari ini dalam wujud capaian dalam perspektif makam spiritual.


Jadi, acara serupa ini pun tidak hanya dapat dipahamin sebagai bagian dari pengujian ketangguhan dan keseriusan dalam perspektif kesadaran spiritual, tetapi juga bisa disadari sebagi pengujian kesabaran dan kesetiaan dalam ikatan persahabatan dan kekerabatan yang perlu diuji dan dibuktikan sebagai bagian dati sikap konsistensi memahami makna persaudaraan yang sejati dan luhur.


Dari 79 tokoh -- 25 diantaranya almarhum dan almarhimah -- bisa dibuktikan juga luasnya ikatan dari jalinan persahabatan dan kekerabatan yang telah dibangun oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu dengan para tokoh spesial tersebut yang terus terjaga dan terbina dalam waktu yang cukup lama, seperti dengan Dr. (HC) KH. Muhammad Habib Khirzin, dari Borobudur, Muntilan, Magelang Jawa Tengah. Dr. KH. Marsudi Syuhud MM., Wakil Ketua MUI, pusat. KH. Drs. Ahmad Ghufron. Ketua Pembina Ikatan Haji Indonesia, Prof. Yudi latif Ph.D, Yuliana Malik SH, Boki Ratu Nita Budhi Sussnti SE. MM, Prof. Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan Eiranata M.Sc. Ph.D, Dr. Ishak Rafik, KRAy. Intan Rumbinang, Sri Mudiningsih Sunardi, Hendrawati Sri Pasifik, Prof. Philip K. Wijaya, Prof. Dr. Indira Santi Kertabumi SE, Ir. H. Sayuti Asyathri, Romo Sunardjo Sumargono DJ, Pangeran Abiyoso Hadiningrat, Azisko Harmoko, Joseph Osdar, Dr. dr. Siti Fadilah Supari SP.JP (K), serta Burhan Rosidi dan Prof. Yudhie Haryono Ph.D


Tampak hadir tokoh lainnya, Sunarti, aktivis buruh dan Ketua SBSI, Yusuf Mujiono, Pemimpin Redaksi dan Ketua Umum Persatuan Wartawan Nasrani, Gagoek Kapoet Triyana (Malang), Ir. H. AA. La Nyala Mahmud Mattaliti M. HP, Tommy Ardiansyah, Dra. Elly Yuniarti MS. MM. Artinya, sejumlah tokoh yang berkesempatan hadir dan menyaksikan pembacaan do'a dan syair ayat-ayat bhuana dalam bahasa bumi ini akan tercatat sebagai saksi sejarah pembacaan do'a 20 jam non stop persembahkan dari Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu dengan prestasi yang sangat luar biasa dalam dunia spiritual yang dia kemas dalam seni pertunjukan dengan meminimalisasi dramaturgi penampilan dalam pementasan.


Kebersahajaan ini bukan sekedar untuk menjaga kaidah spiritual semata, tetapi juga jelas untuk menampilkan nilai spiritual yang otentik dari kesederhanaan yang asali sifatnya. Jadi, performa dalam revolusi bentuk pertunjukan juga menegaskan hakekat do'a dan makna syair yang sakral. Religius. Setidaknya dalam setiap performa menjadi unik -- tidak bisa diulang -- sekalipun dari upaya yang persis sama dilakukan kembali. Lalu dalam ritual dan kehadiran makna tetap mampu menghadirkan makna yang sakral, mistis dan transendental. 


Minimal dari kedalaman do'a yang dilantunkan menyiratkan kesadaran terhadap kelemahan dan keterbatasan insan manusia dihadapan Kekuasaan Tuhan. Hingga melalui do'a -- sebagai sarana komunikasi langsung dengan Tuhan -- bisa memperkuat jalinan batin antara hamba dengan Yang Maha Kuasa atas jagat raya dan seisinya, termasuk manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di bumi.


Acara pembacaan doa dan syair ayat-ayat bhuana dalam bahasa bumi ini untuk pertama kalinya dilakukan yang kelak akan terus dilakukan di berbagai tempat dan daerah bersama sejumlah tokoh yang lain -- sebagai rangkaian dari transformasi yang bersifat batiniah -- untuk membangun frekuensi spiritual yang semakin luas dan membumi untuk pencerahan, ketenangan dan kedamaian dalam memakai hakikat hidup yang mulia sebagai fitrah manusia yang diberkahi oleh Tuhan. Begitulah laku profetik sebagai penjalin harapan dan do'a bagi manusia melalui frekuensi dan sinyal spiritual yang harus hidup dan terus tetap terpelihara selama di dunia sebelum sampai ke akhirat.



Banten, 4 Juli 2025.bppkri berantas com

Type and hit Enter to search

Close