Breaking News

Kitab MA HA IS MA YA Menambah Khazanah pustaka spritual Nusantara


 Jacob Ereste :

*"Kitab MA HA IS MA YA" Menambah Khazanah Pustaka Spiritual Nusantara*



Kitab Al Barzanji itu sebuah karya sastra besar yang penuh nuansa keagamaan ditulis oleh Syekh Ja'far bin Hasan Al Barzanji pada abad ke-18 sekitar tahun 1700-an Masehi. Syekh Ja'far Al Barzanji sendiri wafat pada tahun 1766 Masehi, sehingga kitab Al Barzanji hanya bisa diperkirakan sudah tersebar sebelum tahun tersebut, sekitar pertengahan abad ke-18. Setelah itu, baru kitab Al Barzanji ini dicetak dan tersebar secara meluas di berbagai wilayah, termasuk di Nusantara yang banyak digunakan oleh suku bangsa Indonesia untuk menyemarakkan acara ritual yang bersifat keagamaan.


Isi kitab Al Barzanji meliputi biografi Nabi Besar Muhammad SAW yang meliputi nasab, kelahiran, akhlak, mukjizat, hingga saat wafat sang Nabi pujian umat Islam sedunia ini. Kecuali itu isi kitab Al Barzanji juga memuat syair-syair pujian, shalawat dan do'a yang tersusun dalam bentuk prosa berirama nazham (syair). Biasanya di Indonesia muatan karya yang terhimpun dalam Kitab Al Barzanji dibacakan pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dalam gaya dan penulisan prosa berbahasa Arab. Karenanya, kitab Al Barzanji menjadi terbatas untuk dibaca hanya oleh kalangan santri di pondok pesantren tertentu saja. 


Syekh Ja'far Al Barzanji sendiri adalah seorang ulama dari Madinah bermula dari manuskrip (tulisan tangan) seperti Kitab Ila Galigo dari Suku Bugis, Makassar. Kini di Indonesia sudah dilakukan juga oleh tokoh spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu dengan judul "Kitab MA HA IS MA YA" yang sedang dalam proses dicetak sebagai hasil dari pujian do'a dalam bahasa bumi untuk 79 tokoh yang telah berjasa dalam proses laku spiritual yang telah dia lakukan sejak 30 tahun silam. Adapun proses penerbitan "Kitab MA GA IS MA YA" ini, Sri Eko Sriyanto Galgendu mempersembahkan do'a khusus kepada 79 orang tokoh non stop selama 20 jam -- sejak 2 Agustus 2025 hingga 3 Agustus 2025 di Gedung Antara Heritage Center, Jakarta, sehingga dari bentuk dari bentuk lisan menjadi tulisan yang terhimpun dalam "Kitab MA HA IS MA YA", sehingga dapat diperkirakan berkisar 300-halaman.


Keunikan dari "Kitab MA HA IS MA YA" ini berproses dari bentuk Do'a (lisan) yang dipersembahkan oleh Sri Eko Sriyanto Galgendu dengan sangat spesial kepada 79 orang tokoh -- termasuk yang telah almarhum dan almarhumah -- dilantunkan dalam bentuk ayat-ayat buana yang puitis dalam tempo 20 jam non stop. Reputasi ini tak hanya membuat record pembacaan syair dalam wujud do'a untuk 79 tokoh, tetapi juga menumbangkan rekord pementasan -- pemanggungan -- yang hening dan khusuk untuk diresapi dan direnungkan maknanya yang terjauh dan terdalam dari setiap bagian penampilan yang merasuk dan terkesan cukup sakral.


Lain cerita yang dituturkan Syekh Ja'far Al Barzanji atau kitab Ila Galigo yang lebih fokus pada satu tokoh atau obyek tertentu tentang uraian asal muasal suku bangsa Bugis yang dahsyat itu, karena terbilang sebagai kitab tertebal di dunia, tapi untuk "Kitab MA HA IS MA YA" tersebar dalam hubungan personal dari 79 orang tokoh yang memiliki kedekatan emosional terkait dengan laku spiritual oleh dan dari masing-masing dalam kitab perdana yang belum pernah ada sebelumnya.


Namun pada intinya ketiga kitab tersebut di atas memiliki muatan nilai spiritual yang sakral. Seperti kitab Al Barzanji yang memiliki fungsi penting dalam mempererat hubungan spiritual melalui pembacaan pada acara yang bersifat keagamaan. Selain memuliakan Nabi, kitab Al Barzanji juga menjadi medium untuk mendalami ajaran yang juga menjadi keteladanan bagi umat manusia, seperti yang termuat dalam "Kitab MA HA IS MA YA" yang berasal dari beragam suku bangsa di Indonesia, agama dan profesi serta latar belakang disiplin ilmu dan intelektual yang berdimensi spiritual.


Karena itu wajar bila kehadiran "Kitab MA HA IS IS MA YA" dalam bentuk tertulis sangat dinantikan untuk menjadi bahan rujukan, sandingan serta referensi untuk membekali diri agar bisa lebih dalam menyelami samudra spiritual yang maha luas dan tidak terbatas, termasuk dalam perspektif budaya, agama, logika maupun arus pemikiran global yang semakin keblinger untuk menemukan makna hidup yang sejati, tak hanya sebatas duniawi. Artinya, kehadiran "Kitab MA HA IS MA YA" yang beranjak dari do'a dalam bahasa bumi yang padat memuat ayat-ayat Bhuana dari seorang tokoh spiritual, Sri Eko Sriyanto Galgendu, tak hanya fenomenal tapi juga akan memperkaya khazanah kepustakaan bangsa Indonesia, untuk tampil dalam kancah pergaulan dunia bersama bangsa-bangsa lain di dunia penuh gengsi dan perbawa khusus yang berkepribadian serta membanggakan bangsa dan negara Indonesia.



Pecenongan, 10 Agustus 2025.bpkri berantas com

Type and hit Enter to search

Close