Duka Menyelimuti Keluarga Besar PDI Perjuangan Bangka Belitung : Ketulusan Gotong Royong Mengiringi Kepergian Ibunda Imam Wahyudi
BANGKA, Duka mendalam menyelimuti keluarga besar PDI Perjuangan Bangka Belitung setelah ibunda dari anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Bapak Imam Wahyudi, berpulang ke Rahmatullah. Almarhumah Umi Pariah binti Arum wafat pada usia 79 tahun di kediamannya, meninggalkan jejak kebaikan yang dikenang banyak orang dan dihormati oleh masyarakat setempat.
Suasana haru tampak menyelimuti halaman rumah duka yang sederhana namun hangat. Sejak siang, warga, kerabat, serta kader PDI Perjuangan dari berbagai wilayah datang silih berganti untuk menyampaikan rasa belasungkawa. Di antara mereka, tampak Bapak Imam Wahyudi yang mengenakan baju biru, berdiri tegar meski raut wajahnya tak mampu menyembunyikan kesedihan mendalam atas kepergian sang ibunda.
Di samping beliau, hadir pula Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangka periode 2025–2030, Erigustian, bersama jajaran pengurus harian yang datang sebagai bentuk solidaritas partai. Mereka tampak mempersiapkan bantuan kebutuhan logistik untuk keluarga, sekaligus memastikan seluruh prosesi berjalan khidmat dan lancar.
Kehadiran para kader dan pimpinan partai bukan sekadar formalitas. Ia menjadi cermin kuatnya tradisi gotong royong yang selama ini dihidupi PDI Perjuangan. Dukungan moral, tenaga, hingga bantuan bahan pokok terlihat dibawa langsung menggunakan kendaraan operasional partai. Dalam gambar yang terekam, para pengurus berdiri berdampingan—sebuah simbol bahwa dalam suka maupun duka, kebersamaan tetap menjadi fondasi perjuangan mereka.
Karangan bunga ucapan belasungkawa tampak berjejer di depan rumah duka. Selain dari Anggota DPR RI Dapil Bangka Belitung, Ir. Rudianto Tjen, karangan bunga juga datang dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangka sebagai bentuk penghormatan dan dukacita atas wafatnya ibunda Bapak Imam Wahyudi. Kehadiran papan bunga itu menegaskan dukungan emosional partai kepada keluarga yang ditinggalkan.
Sebagaimana diketahui, Bapak Imam Wahyudi saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan dipercaya mengemban amanah sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Babel periode 2025–2030. Kepergian ibunda beliau membawa resonansi luas, tidak hanya di kalangan partai, tetapi juga masyarakat yang selama ini mengenal kedekatan beliau dengan rakyat.
Di tengah kesibukannya sebagai wakil rakyat, Imam Wahyudi dikenal sebagai pribadi yang santun dan dekat dengan masyarakat. Banyak warga yang hadir menyampaikan bahwa almarhumah adalah sosok ibu yang ramah, rendah hati, dan selalu menyambut siapa pun yang datang ke rumahnya. Nilai-nilai kesederhanaan dan ketulusan itulah yang diwariskan kepada putranya.
Prosesi takziah berlangsung penuh kekhidmatan. Pembacaan doa bersama dipimpin tokoh agama setempat, memohonkan ampun dan tempat terbaik bagi almarhumah di sisi Allah SWT. Tangis haru sesekali terdengar, namun begitu terasa hangat oleh kebersamaan yang terbangun di antara keluarga, warga, dan kader partai.
Kepergian almarhumah menjadi pengingat bahwa setiap pengabdian seorang pemimpin selalu berdiri di atas doa dan bimbingan orangtua. Dalam momen duka itu, solidaritas partai tampak bukan sebagai slogan politik, tetapi sebagai wujud nyata dari budaya gotong royong yang terus dijaga.
Seluruh jajaran DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bangka serta DPD PDI Perjuangan Bangka Belitung menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya. “Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” demikian pesan hangat yang disampaikan para pengurus saat menghadiri rumah duka.
Kepergian Umi Pariah binti Arum meninggalkan ruang kosong bagi keluarga, namun namanya terus hidup melalui kebaikan yang diwariskan. Di tengah duka yang menyelimuti, cinta dan kebersamaan menjadi pelipur lara bagi keluarga dan sahabat yang ditinggalkan.



Social Footer