Jacob Ereste :
*Persiapan Peserta Aksi Akbar Bersama Elemen Masyarakat Pada 9 Desember 2025 di Jakarta Cukup Massif Meski Terkesan Tidak Terstruktur dan Sistematis*
Ajakan aksi bersana Akuansi Rakyat Menggugat (ARM) pada hari Sekasa, 9 Desember 2025 dipekirakan akan berkumpul ratusan ribu massa dari berbagai elemen dan kelompok masyarakat yang sudah prustrasi dan habis kesabaran untuk menahan amarah akibat tata kelola berbangsa dan bernegara yang tak kunjung teratasi, mulai dari berbagai tindak kejahatan yang sudah dilakukan secara terbuka dan terang-terangan hingga masalah proses penegakan hukum yang sangat terkesan dijadikan barang mainan hingga tak kunjung tuntas. Mulai dari masalah ekonomi yang mencekik rakyat seperti harga BBM yang mahal dan di oplos, sampai oentimoangan dana CSR dari Bank Indonesia yang diselewengkan seperti pemberian konsesi lahan untuk tambang dan perkebunan hingga temuan Bandar Udara ilegal yang mengangkangi kedaulatan negara akibat ulah segelintir penguasa rakus ingin menikmati uang suap dan pelucin untuk memuaskan nafsu birahi rakus dan ketamakan untuk lmemperkaya diri sendiri dengan mengabaikan hak dan kesejahteraan rakyat yang semakin sekarat.
Peristiwa banhir dan tanah longsong di Aceh, Sumatra Utara dan Sunatra Barat telah menelanhangi kerakusan pejabat fo negeri ini yang mengunbar konsesi hutan dan tambang hingga menggunduli jutaan hektar hutan yang dicuri kayunya seperti yang terurai dalam semua sungai sampai je muara maupun ke Danau Singkarak yang kini ikut menjadi korban diantara ribuan jiwa dan milyaran harta benda rakyat termasuk lahan pertanian dan hewan ternak peliharaan rakyat yang hilang tiada bekas dan entah bagaimana kelak akan mencari penggantinya.
Akumulasi dari kekecewaan rakyat terhadap oelaksanaan hukum dan praktek ekonomi yang culas dan tidak adil adil bagi rakyat, telah memupus habis kesabaran yang penuh kekecewaan akan menjadi daya dorong aksi bersama seluruh elemen masyarakat pada 9 Desember 2025 yang telah direncanakan secara simultan berlangsung hingga terjadi perubahan yang signifikan untukmelakukan perbaikan kondisi masyarakat dapat diperbaiki untuk dapat menikmati kesejahteraan yang sepatutnya harus dan dapat juga dinikmati, bukan hanya untuk kalangan tertentu saja. Sebab negeri dan republik ini adalah milik bersama seluruh rakyat.
Informasi dari berbagai simber di Jakarta maupun dari berbagai daerah peserta aksi akan mulai berdatangan menasuki Jakarta pada Minggu sore, 7 Desember 2025 dalam bentuk kelompok kecil secara bergelombang dari Purbalingga, Sragen, Solo dan Yogya serta semarang. Sedangkan dari Sumatra, sebagian peserta aksi dari Pakembang, Jambi dan Bengkulu hingga Lampung sebagian kecil telah berada di Jakarta sejak Sabtu nakam, 6 Desember 2025 dengan menempati sejumlah posko yang tersedia secara mendadak dan semi darurat di berbagai tempat.
Katena itu gelombang massa aksi pada 9 Desember 2025 yang terpusat di Gedung KPK Jakarta dapat diperkurakan mencapai jutaan orang. Dari berbagai perwakilan kelompok yang dapat dikonfirmasi pada malam Minggu 6 Desember 2025 yang ada di kawasan Jakarta Barat dan Tangerang Kota, mengakui adanya kesulitan dalam komunikasi dengan pihak panitia penanggung jawab aksi yang ada di Jakarta, sehingga mereka masih sangat tergantung untuk berkomunikasi dengan panitia lokal tempat asal mereka, seperti dari Lampung dan Jambi yang membentuk komunitas bersama di Tangerang kota.
Mereka pun percaya bahwa untuk melakukan perbaikan dalam menata negara dan bangsa, rakyat tidak tinggal diam. Sebab yang baik menurut rakyat belum tentu baik bagi pemerintah. Padahal akibat dari kebijakan yang dilakukan dampat utamanya akan dirasakan oleh rakyat. Contohnya seperti bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara dan Sunatra Barat yang terjadi itu karena kebijakan penerintah yang salah. Apalagi dengan adanya Bandara ilegal di Morowali yang terang benderang membuktikan kelalaian pemerintah. Kalau pun kesan dari persiapan aksi bersama segenap elemen masyarakat ini sudah cukup massif -- pemberitaannya -- namun terkesan tidak terstruktur dengan baik -- sehingga komunikasi dan infornasi masih terasa mengalami hambatan, jadi memang belum belum sistematis juga tata kelola manajemen pelaksanaannya.
Tangerang, 6 Desember 2025



Social Footer