Asam Garam Sekolah Luar Biasa MADINA : Kekurangan Dana Hambat Prodes Belajar dan Pengaktifan Asrama Murid
Mandailing Natal- Harapan untuk memaksimalkan proses belajar Siswa di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mandailing Natal kembali terganjal oleh persoalan klasik : kekurangan dana, Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mandailing Natal hingga kini belum mampu mengaktifkan asrama, gedung sudah tersedia. Tapi dikarenakan belum ada anggaran, gedung tersebut belum dapat dioperasikan.
Pada Tahun 2025 Sekolah Luar Biasa Negeri yang memiliki 140 siswa berkebutuhan khusus dari berbagai wilayah Panyabungan maupun pedesaan ini sebenarnya telah memiliki bangunan asrama sejak didirikan Namun, tidak adanya biaya operasional membuat asrama tersebut belum bisa difungsikan.
“Kami sangat ingin mengaktifkan asrama agar anak-anak yang tinggal jauh dari lokasi sekolah bisa fokus belajar tanpa harus menempuh perjalanan jauh setiap hari,” ujar Kepala Sekolah SLB Negeri Panyabungan, Rabu (24/6/2025).
"Bahkan yang lebih memperhatikan banyak orang tua yang sebelumnya komunikasi dengan pihak sekolah yang berasal dari daerah Pantai barat Maupun Mandailing julu harus mengurungkan niat untuk menyekolahkan anaknya di SLBN Madina dikarnakan ketidaksediaan asrama maupun tempat tinggal, tidak mungkin setiap hari harus pulang pergi dari daerah jauh tersebut." Tambahnya
Lain hal tersebut bahkan siswa yang terdaftar saat ini beberapa siswa harus menempuh perjalanan lebih dari 20 kilometer setiap hari. Kondisi ini sering membuat mereka kelelahan, datang terlambat, bahkan terkadang terpaksa absen.
“Bayangkan anak-anak tunarungu atau autistik menempuh perjalanan panjang naik ojek atau becak motor. Ini sangat melelahkan bagi mereka. Padahal pembelajaran butuh fokus dan kondisi fisik yang stabil,” jelasnya.
"Asrama Ada, Tapi karna keterbatasan, Bangunan asrama yang telah dibangun saat ini hanya menjadi bangunan kosong. Sudah ada kasur, dapur, atau perabot dasar lainnya. Kebutuhan hari- hari seperti makanan harian, minuman serta petugas asrama lah yang belum tersedia karena belum ada anggaran." Tambahnya
“Kami sudah sering diskusi dengan berbagai pihak, Mungkin belum Rezeki anak anak Sekolah, Padahal dengan diaktifkannya asrama, proses belajar mengajar bisa jauh lebih efektif dan lebih efesien" sebutnya kemudian
Pengaktifan asrama dinilai penting untuk mendukung perkembangan siswa SLB secara menyeluruh. Dengan tinggal di lingkungan sekolah, siswa bisa mendapatkan pendampingan lebih intensif, terapi rutin, serta waktu belajar yang lebih terstruktur.
Pihak sekolah dan orang tua berharap pemerintah maupun perusahaan yang ada di kabupaten Mandailing Natal melalui dana CSR kiranya dapat memperhatikan SLBN anak-anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan perhatian lebih.
“Kami mohon kepada pemerintah daerah, Provinsi dan para dermawan agar ikut peduli. Jangan biarkan anak-anak luar biasa ini tertinggal hanya karena dana,” tutup kepala sekolah penuh harap.
Di tengah keterbatasan, guru dan siswa SLB terus berjuang. Asrama yang seharusnya menjadi rumah kedua masih terkunci karena persoalan anggaran. Kini, mereka hanya bisa berharap akan datangnya perhatian nyata. Sebutnya menutup diskusi.
(Magrifatulloh).
Social Footer