“Wisata Bimtek” ke Lombok: Rp17 Juta per Desa, Dana Sudah Dicairkan di Sejumlah Gampong Aceh Timur
Aceh Timur – Program Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk para aparatur desa di Kabupaten Aceh Timur kembali memicu kontroversi. Bagaimana tidak, kegiatan ini mewajibkan seluruh desa mengikuti pelatihan ke Lombok dengan biaya Rp17 juta per desa. Dengan total 513 desa, jika semua ikut serta, maka dana publik yang disedot bisa menembus Rp8,7 miliar.
Yang lebih menyakitkan, menurut informasi yang beredar, dana ini sudah dicairkan di sejumlah desa, sementara sebagian lainnya tengah bersiap menyusul. Artinya, ratusan juta rupiah dari Dana Desa sudah lebih dulu “take off” sebelum manfaatnya sempat dibahas.
“Ini bukan Bimtek, ini bisnis pelesiran atas nama pelatihan. Materinya bisa diunduh gratis, tapi kita biayai miliaran untuk dengar di hotel mewah,” ujar Saiful Anwar, Ketua LAKI (Laskar Anti Korupsi Indonesia) DPC Aceh Timur.
Program ini dinilai tidak relevan, tidak mendesak, dan sangat tidak berpihak pada kebutuhan rakyat. Dana Bimtek langsung dipotong dari pagu Dana Desa, memaksa gampong mengorbankan pembangunan infrastruktur dan program pemberdayaan demi “sertifikat dan selfie di pantai.”
“Kami minta pelatihan, dikasih jalan-jalan. Kami minta pembangunan, dijawab dengan seminar di luar provinsi. Ini penghinaan,” sindir seorang warga yang kecewa.
Banyak yang bertanya: mengapa harus ke Lombok? Apakah Aceh Timur tidak punya aula, hotel, atau fasilitas pelatihan yang layak?
“Kalau niatnya belajar, cukup di Idi Rayeuk. Kalau niatnya healing, barulah Lombok,” ujar tokoh masyarakat dengan nada sinis.
Desakan menguat agar Inspektorat, BPK, dan APH turun tangan secepatnya. Masyarakat menginginkan audit terbuka, transparansi penggunaan dana, dan penghentian praktik Bimtek mahal yang lebih mirip liburan terselubung.
“Rp17 juta itu bisa bangun jalan setapak ke sawah, bisa pasang lampu jalan, bisa bantu anak yatim. Tapi ini malah dibakar untuk pelatihan basa-basi,” ujar seorang keuchik dengan nada getir.
Rakyat kini membuka mata: bahwa tidak semua kegiatan berlabel pelatihan membawa manfaat. Ada juga pelatihan yang justru melatih kesabaran masyarakat melihat uangnya dihamburkan.
Social Footer